Pantun Perpisahan – Berpisah menjadi hal yang sangat jelek bagi sebagian orang.
Terpisah oleh jarak yang jauh menyebabkan hati terbebani oleh rasa rindu yang teramat tinggi.
Menciptakan atau sekedar membaca mengenai pantun rindu sanggup sedikit menawarkan.
Karena dengan begitu kita ta bahwa perasaan menderita tersebut bukan hanya menimpa diri kita saja.
Tetapi di sini kita tidak akan membahas tentang pantun rindu, akan tetapi pantun perpisahan.
Berikut beberapa teladan pantun perpisahan :
Daftar Isi
Pantun Perpisahan Bagi Pasangan
Kedekatan pasangan terjalin dengan komunikasi yang intens dan juga waktu pertemuan yang sering.
Namun perbedaan besar akan sangat terasa jikalau salah satu dari mereka harus pergi.
Waktu yang tidak dapat bisa dinikmati bersama lagi seperti biasanya.
Serta wajah yang tidak dapat saling menatap, menghadirkan seribu kesakitan dalam satu waktu.
Berikut pantun perpisahan bagi pasangan yang akan menyayat hati.
Yakinkan Hatimu Kasih
Indah dipandang manis paras seorang putri
Cantik wajah, bibir merekah semerah stowbery
Bersalaman kita berdua mematri janji
Ingat kataku, Aku pergi niscaya kembali
Mulia hati senang memberi tabiat seorang ratu
Anggun perkasa, bagaikan tegak gunung lawu
Meski jauh jarak antara engkau dan aku
Satu kata yang memastikan kita sama yaitu rindu
Menari indah semua rakyat berpesta pora di hari sabtu
Mereka tertawa lepas indah dipandang pakaian baru
Jangan lagi kau panik, Semesta raya memihak kepadaku
Waktu mengatur dengan rinci semoga kita bisa bertemu
Tak Perlu lebih Banyak Waktu
Duduk melongo meratap termenung sendiri
Gelap malam tak akan menciptakan takut lagi
Cukup sudah dongeng yang telah terjadi
Mengenang hanya menyisakan sesal tiada arti
Bintang cerah menyinari fokus padang duri
Mendekat jangan kau akan pribadi terluka
Anggap saja saya dan kamu hanyalah mimpi
Cinta infinit tidak memihak kepada hati kita
Tajam duri memberi perih menyayat rasa
Tergugah sadar kembali dalam alam nyata
Berbeda tabiat bukan alasan utama
Cinta kita tak sanggup bertahan lebih lama
Ketuk Palu Di Meja Hakim
Menarik mata mencolok merah buah ceri
Tumbuh di kebun sendiri tak lagi susah dicari
Seakan waktu kita tak lagi mempunyai arti
Tawa yang pernah terbagi telah menjadi benci
Rukun bersama banyak bunga-bunga berwarna
Menyejukkan yang melihat meski dari ratusan meter disana
Cinta tumbuh dalam kisaran waktu yang lama
Cinta habis terbakar hanya alasannya yaitu hijau rumput tetangga
Pepohonan tegak bangun isu terkini berbuah
Segar alam bisa hadirkan keindahan pengusir rasa kantuk
Sudah berakhir akhirkan saja sudah
Tak perlu sesal dan air mata rayakan keputusan terbentuk
Hari Terakhir Perjumpaan
Pergi berlibur ke pantai memancing cumi
Pantai membeku tertutup oleh salju
Bertahun kita bagaikan sepasang sejoli
Taklukkan waktu menjinakkan rindu
Bergegas kita menuju bukit secara beramai-ramai
Derap langkah kaki diselingi oleh kerasnya tawa
Di bawah terik matahari kau bisa hadirkan badai
Panas terganti dengan banjir air mata seketika
Langkah terhenti terlihat pintu masuk ke hutan
Waspada selalu mengingat ancaman serangan macan
Tak ku sadar kelulusan yaitu hari perpisahan
Cintaku kau tolak Kau bilang kita hanya sebatas rekan
Benci Menjadi Hal Abadi Di Kisah Cintaku
Pelangi yang tercipta sebentar namun indah
Gelap menyirnakan banyak hal termasuk bayang-bayang
Jangan kau pikir semua ini yaitu mudah
Terjebak dalam permainan yang kau ciptakan sayang
Langit cerah ijinkan burung bebas menari-nari
Nyanyian langit pun mengijinkan hujan ikut bernyanyi
Ketika kau tak lagi bisa pastikan kanan dan kiri
Tegas kuputuskan lebih baik cinta kita segera diakhiri
Terik matahari terkadang tiba bertamu
Berbagi waktu perebutkan tahta langit biru
Pemborosan waktu saya tetap berada di sisimu
Cintaku berganti benci alasannya yaitu kebingunganmu
Kerajaan langit mempunyai tentara pengawal kuat
Berjaga mereka dari serangan ganas musuh hitamku
Langkah salah mengikuti kau yang tersesat
Biarkan saya sendiri menentukan ruteku tanpa dirimu
Pantun Perpisahan Karena Kematian
Meskipun kita memang tau bahwa ajal merupakan suatu kepastian yang telah ditakdirkan.
Kepergian yang tidak akan memberi ruang untuk sekedar saling bersapa menjadi beban.
Jarak yang tidak lagi sanggup ditempuh dengan kendaraan apapun kecuali doa.
Ditinggal pergi alasannya yaitu ajal yaitu hal menyakitkan.
Pantun perpisahan alasannya yaitu ajal ini akan gambarkan bayangan mengerikan penuh murung tersebut.

Batu Nisan Benteng Tak Tertembus
Mengikuti lomba maraton jangan lupa bersepatu
Peluh banjir menyisakan noda di higienis sepatu
Tak lagi kau ijinkan ku cuci lemah kakimu
Berbalas kecerdikan betapa baiknya dulu kau merawat aku
Pita putus tandakan akseptor favoritku
Tepuk tangan meriah telah bisa pecahkan sunyi
Tubuh lemah itu kini terbujur kaku
Senyuman indah milikmu telah infinit tersembunyi
Aroma berbaur kemenangan juga citra kekalahan
Air mata dan tawa mengambil sisi lapangan bergantian
Kepergian selalu sisakan rindu tiada tersalurkan
Membeku bersama waktu yang tak bisa dikembalikan
Terlahir Kembali Sebagai Bunga Duka
Rintik hujan jikalau percaya akan jadi samudra
Air tergenang bisa tenggelamkan dunia
Jika hidup berikan saya kesempatan kedua
Aku akan menentukan terlahir sebagai bunga duka
Sembunyikan ganas tenang rata di permukaan
Menyimpan kekayaan besar jutaan jenis ikan
Abadi temani ketika terakhir kau di pembaringan
Harum berpengaruh mencoba hilangkan sisa tangisan
Pulau rindu memaksa tekat menyeberangi
Berenang bersama pindahan jutaan kura-kura
Bunga murung dampingi kau di setiap prosesi
Terkenang erat bersama mengantar kau ke syurga
Kabur Kenangan Bersama Rintik Hujan
Menuju parade ratusan penari ciptakan tepuk tangan
Penonton berbondong berlari mendekat mereka
Gerimis memaksa saya melepaskan tanganmu hilang
Entah mengapa saya kau tinggal sendiri begitu saja
Alunan musik seolah mengatur gerakan luwes selendang
Terpesona oleh rasa kagum menuai banyak pujian
Laju pesat kendaraan itu sirnakan pula jiwamu terbang
Menembus langit naik terus menuju keabadian
Penari-penari lincah tersenyum bahagia
Membius penonton lupa mereka pun punya murung lara
Jalan ini menciptakan kita terpisah lama
Untuk suatu ketika saya menyusulmu ke dunia berbeda
Pantun Perpisahan Cinta Tak Direstui
Menjalin dongeng cinta tanpa restu orang renta menjadi hal yang tidaklah mudah. Terjebak dalam insiden ini menuntut kita harus mengambil pilihan yang berat. Meninggalkan cinta demi alasan cinta pula.
Orang renta menjadi lebih penting diatas segalanya meski patah hati tetap harus menghampiri. Berikut pantun perpisahan alasannya yaitu cinta yang tak direstui,
Menyembuhkan Patah Hati
Kecil bocah cepat ia pergi berlari
Menanjak jalan arah ia menuju sebuah gua
Baiknya memang cukup kita akhiri
Ikatan cinta demi cinta yang lebih mulia
Dalam tenang gunung tumbuhlah kayu sendiri
Iya kokoh bangun berpengaruh ia sebatang mahoni
Kepada hati kumohon kau mengampuni
Janji itu kutarik dengan rasa berat hati
Lama ku tunggu tak pernah kulihat buahnya
Nyaman saya berteduh berlindung kepadanya
Kepada orang renta saya sangat cinta
Kepadamu semoga kau tak akan terluka
Nyanyian Kebencian Mulai Melagu
Desa hijau dengan luasnya sawah-sawah
Subur benih tumbuh yaitu balasan doa
Tentang benci saya mohon maafkanlah
Rasa rindu yang akan tiba pudarkan saja
Sejuk udara baik dari selatan atau utara
Beternak makmur binatang sehat semua
aku lihat kau pesona begitu sempurna
Bapakku merasa saya harus dipeluknya
Pantai terlihat lengkap dengan nyiur nyanyian pulau kelapa
Merdu hilangkan derita setiap jiwa jutaan luka dan murung lara
Kurelakan kau menjadi ayah meski saya bukan jadi ibunya
Kisah yang harus saya akhiri dengan nrimo meski luka itu ada
Kokoh Bagai Tembok Di China
Nyenyak bocah tertidur dibawah payudara mak-nya
Menatap wajah hening itu, Bebas sang ibu memanjatkan doa
Mengakhiri ini semua kurasa tepat untuk kita
Berhenti berpura-pura bahwa senang itu tanpa cela
Permohonan berubah menjadi menjadi mantera
Berbisik mengkode kepada alam semesta raya
Pemisah yang semakin lebar terbuka
Cinta kita berjalan tanpa restu orang tua
Keajaiban akan tercipta ketika percaya
Langit menjaga kalimat mulia menembus dinding tabu
Akhir ini jadikanlah indah untuk kita
Memaafkan setiap kenangan membuka lembaran baru
Menyimak pantun-pantun perpisahan oleh banyak sekali faktor tersebut menghadirkan satu pesan kehidupan. Merenungkan makna tersebut menjadi bijak sebagai bekal kita menjalani hidup.
Bahwa hidup terkadang berjalan sekehendak-Nya saja tanpa melibatkan kita dalam menyusun rencana.
Namun percayalah langit yang tetap biru akan selalu membawa kebahagiaan meski harus berderai air mata lebih dahulu. UGMAXWIN