Puisi Perpisahan – Terkadang sebuah perpisahan akan menjadi sebuah kenangan yang meninggalkan rasa kesedihan.
Namun dibalik segala sedih yang terjadi sehabis perpisahan niscaya akan terselip sebuah hikmah dan pembelajaran.
Karena hidup ini tidak selalu perihal kebahagiaan melainkan ada pula kesedihan. Berikut ini teladan dari puisi perpisahan:
Daftar Isi
Puisi Tentang Perpisahan Cinta
Cinta juga merupakan kepingan dari siklus hidup yang terus berjalan. Pertemuan diantara dua insan yang saling jatuh cinta, terkadang menawarkan kebahagiaan luar biasa.
Tidak jarang disaat perpisahan harus terjadi diantara dua orang yang saling menyayangi akan menjadikan rasa kesedihan yang sangat mendalam.
Berikut ini teladan dari puisi tentang perpisahan cinta:
1. Puisi Perpisahaan – Kesempurnaan Sebab Perpisahan
Kesempatan berjumpa dengan sosokmu
Tak pernah sedikitpun tersirat dibenakku
Tak pernah sedikitpun menjadi bayangan diantara langkahku
Mimpi..
Semua terasa menyerupai mimpi
Seperti mimpi yang dianugerahkan di siang bolong
Kau sosok yang tak akan pernah mungkin bisa ku gapai
Mengapa engkau memberi harapan
Kau mendekat dengan segala keindahan
Angin surga cinta kamu berikan
Seolah saya bidadari yang tak bersayap dibuatmu
Seolah saya cerminan keindahan yang tiada cela
Tak terhitung berapa banyak gulir waktu yang dilalui bersama
Tak bisa tertampung segala tawa yang tercipta
dan tak satu detikpun bisa kamu lewati
Tanpa adanya selembar kabar dariku
Baris demi baris kata yang menjadi kalimat cerita
Pengaduan perihal keseharian
Aku terbuai oleh kesempurnaan
Kesempurnaan yang jadi cerminanmu
Hei siapa kamu yang tak tahu diri itu
Begitu ucap mereka
Pertanyaan ketus yang selalu dipanahkan kearahku
Aku tak pernah perduli
Yang saya tahu
Kau selalu ada
Namun cerah berganti kelabu
Sekejap terjadi bagai membalikkan telapak tangan
Sapaan kehangatan di kala fajar menyingsing
Tak lagi kudapatkan
Kekhawatiran mu yang selalu merepotkan hari
Tak lagi mengusik telinga
Entah..
Akupun tak mengerti
Aku tak tahu bisikan mana yang menghasut keteguhanmu
Goncangan mana yang meruntuhkan keyakinanmu
Kini saya sendiri..
Termenung menyesali lara
Kelirihan yang tak pernah ku mengerti
Ditimbulkan oleh kamu yang tiba-tiba pergi
Puluhan pasang mata yang mengintip dari arah berlawanan
Menertawakanku yang sekarang tak berdaya
Bibir-bibir yang selalu mencibir
Tersenyum lega melihatku lirih
Aku
Iya aku
Aku yang terlena oleh kesempurnaan yang menjadi alasannya perpisahan
2. Perpisahan Cinta yang Membawa Bahagia
Aku yang dulu tersesat
Di suatu perjalanan cinta yang salah
Kau selalu kuanggap sebuah keindahan
Ternyata hanyalah delusi yang menyilaukan mata
Aku terbutakan
Oleh sinarmu yang ternyata sumber kesengsaraan
Aku yang dulu tak bisa mengucapkan rasa
Kini dengan lantang berteriak
Sekencang mungkin
Sampai menggema merasuk kedalam akses pendengaranmu yang kamu tutup
Keangkuhan itu menutup segala indra perasamu
Aku yang dulu tertidur
Terlelap dalam impian
Impian yang tak layak untuk dijadikan kenyataan
Aku yang dulu tersihir
Kini membalikkan tongkat yang kamu arahkan kepadaku
Kau yang dulu bertingkah sebagai malaikat
Seolah kehilangan kesaktianmu
Keahlianmu dalam memutarbalikkan keadaan
Sudah tak lagi manjur untuk dihunuskan
Dulu kamu terasa bagai jantung kehidupan
Kini kusadari denyutmu tak pernah nyata
Khayalan seakan menjanjikan nirwana
Hanyalah kepingan dari kesengsaraan yang tiada henti
Aku kini..
Tak akan lagi bisa kamu kelabui
Aku yang dulu terasa bagai seorang yang tak bisa berdiri
Kini dengan mantab terus berlari
Dengan yakin dan percaya diri
Memilih jalan yang tak lagi berduri
Alur dongeng yang penuh dusta
Sudah jauh ku tinggalkan
Tak lagi sedikitpun ragaku menoleh
Kearahmu yang ternyata tiada arti
Perpisahan cinta yang membawa bahagia
Mungkin terasa naif untuk disampaikan
Namun inilah nyatanya yang ada
Jangan lagi kaki mu berani
Melangkah mendekat walau hanya sejengkal
Tak ada lagi daerah bagimu disini
Bagimu..
Yang tak layak untuk mendapat penyambutan
3. Perpisahan Garis kehidupan
Kita yang dipertemukan dalam kasih sayang semesta
Kita yang dipersatukan oleh indahnya harapan
Aku dan kamu yang tak pernah bisa berselisih
Walau hanya untuk hitungan detik
Goresan segala pengertian
Yang selalu kamu lukiskan
Kau yang tak pernah sedikitpun terlelah
Olehku yang banyak mempunyai lubang ketidak sempurnaan
Aku yang dulu layu tak bergairah
Berubah menjadi bunga yang merekah
Aku yang dulu gersang
Hidup tanpa arah
Kau tiba dengan tiada rencana
Menuntunku mencari gelora
Aku yang kamu bangkitkan
Dari mati suri yang berkepanjangan
Hadirmu tak pernah ku bayangkan
Namun hilangmu tak akan pernah mau kurencanakan
Tak bisa kita lewati
Sedetikpun waktu tanpa berdua
Kau yang selalu yakin
Untuk mengikat akad atas nama Tuhan
Tiada satupun yang bisa menghadang
Tiada satupun yang bisa menggoyahkan
Aku yang dahulu hidup tanpa percaya
Berubah wujud menjadi sang insan penuh harapan
Tak ada satupun air mata sedih yang kamu ciptakan
Tak ada satupun tabrakan luka yang kamu sebabkan
Lembutmu tak pernah berkembang menjadi kasar
Kasihmu tak pernah berkembang menjadi amarah
Kau habiskan sisa nafasmu bersamaku
Aku yang dulu terasa bagai debu
Debu yang kamu rubah menjadi permata
Bagi jiwamu
Aku selalu menjadi permata yang berkilauan
Saat jasus liar tertuju tajam padaku
Hanya kau
Iya hanya kau
Kau yang selalu tersenyum
Begitu banyak tatapan mata kebencian mengarah pada kita
Mencibir segala senang yang terpancar
Namun tak ada satupun kebencian yang bisa menjadi doa
Hingga bisa kita habiskan sisa hidup ini bersama
Sampai saatnya tiba
Hanya catatan sang Pencipta yang sanggup menuliskan
Perpisahan garis kehidupan
Namun..
Tetap tak ada setitikpun air mata duka
Karena kegigihanmu mengajariku
Aku yang sekarang bisa berkeyakinan teguh
Jangan pernah kamu ragu sayang
Aku tetap berjalan
Kearahmu untuk pulang
Karena cinta dan kasihmu akan selalu menjadi rumah tempatku bernaung
4. Perpisahan Membuka Gerbang Kehidupan Baru
Hari yang selalu ditakuti akan tibanya
Akhirnya sekarang telah hadir
Waktu yang dengan beraninya memaksaku
Mengharukan melepaskan jiwa dan ragamu dari sisiku
Butir demi butir keikhlaskan ku coba kumpulkan sekuat tenaga
Tetesan air mata yang rasanya tak sanggup untuk dibendung
Walau hanya untuk setetes
Senyuman yang terukir di wajah penuh kesegaran itu
Inilah kesempatan terakhirku untuk memandangnya
Jutaan kenangan indah yang tak sanggup untuk dituliskan
Terus menari-nari dalam ingatan
Segala upaya ku lakukan
Agar bisa menopang kepala dengan tegar
Namun segala yang telah kamu ukirkan
Seolah bersatu memberi kekuatan
Seluruh cinta yang telah kamu curahkan
Tak sedikitpun pergi meninggalkan
Ragamu mungkin tak sanggup lagi ku miliki
Tapi kasihmu akan selalu menemani
Satu harapan yang selalu kamu jadikan doa
Agar dipertemukan kembali disana
Jiwa mu yang selalu percaya
Akan terbukanya gerang kehidupan baru
Yang kembali akan kamu jalani bersamaku
Puisi Perpisahan Dengan Sahabat
Persahabatan korelasi erat yang terjalin tanpa adanya korelasi darah.
Sahabat yakni keluarga dari luar rumah yang dikirim oleh Tuhan.
Tidak semua orang beruntung sanggup mempunyai seorang sahabat.
Karena di dunia ini seorang sahabat yang tulus sangat sulit untuk ditemui.
Berikut ini teladan dari puisi perihal perpisahan dengan sahabat:

1. Puisi Perpisahaan – Sampai Berjumpa Di Puncak Kesuksesan
Dia yang selalu dengan heboh berlari kearahku
Dia yang selalu setia kehadiranku
Sosok yang tak pernah bosan mendengar ocehan yang mengandung makna
Seorang yang tak pernah jenuh melihat rawut wajah ini
Dian yang hatinya selalu menangis
Di kala air mataku jatuh terurai
Dia yang selalu tertawa lepas
Melihat saya yang sedang mendapat sebuah keberuntungan
Kebahagiaan
Keceriaan
Yang terkadang tidak tersadar
Bahwa hadirnya yakni nyawa didalam jiwa
Sosok yang kadang terhalangi oleh kebahagiaan akan cinta yang tiba-tiba hadir
Tak jarang saya mengabaikannya
lebih menentukan sosok yang disebut dengan kekasih
Tak akan lama
Sudah niscaya tak akan pernah bisa bertahan lama
Untuk mengalihkan pandangan darinya
Persahabatan di waktu usia muda
Selalu ada dalam suka maupun duka
Tak pernah sekalipun ia mangkir di kala saya dilanda awan kegalauan
Namun di kala pelangi kebahagiaan datang
Terkadang ia membiarkanku untuk menikmatinya
Tak sanggup sedikitpun batin ini
Melihatnya dikecewakan oleh dunia
Tak akan kubiarkan sosok jahat yang mengaku cinta
Untuk berjalan mendekat kearahnya
Impian demi impian
Kita bangun bersama-sama
Jalan kehidupan yang terkadang berbeda
Tak pernah sekalipun menjadi perdebatan
Kita yang sekarang bersusah payah
Berjuang untuk meraih sang bintang
Peluh yang bercucuran
Menjadi kobaran api yang menggairahkan
Walau terkadang hidup tak bisa memberi adil
Tapi teruslah berharap
Kita akan berjumpa kembali
Terbanglah bebas
Melangkahlah tanpa beban
Wahai sahabat
Sampai berjumpa kembali di puncak kesuksesan
Semoga nasib baik selalu menjadi anugerahmu
2. Puisi Perpisahaan – Jarak Tak Mampu Memutus Persahabatan
Di dingklik sekolah itu
Aku berjumpa dengannya
Dia yang sama sekali tak ku kenal
Dia yang dulu bukan kepingan dari hidupku
Ku lihat semangat menggapai impian ada dimatanya
Sosok periang yang selalu menebarkan kegembiraan
Gelak tawa lepas yang selalu tersuguhkan
Candaan yang tak pernah melukai perasaan
Hiburan yang tak pernah menjadi hinaan
Aku yang dulu hanya terduduk sendiri
Sekejap mempunyai mitra untuk berbagi
Teman di kala sukar menghampiri
Kawan di kala senang memberkati
Curahan hati yang tercurahkan
Selalu menjadi dongeng yang dinantikan
Hari demi hari terlampaui
Hitungan tahun telah dilewati
Usia semakin bertambah
Seiring memberatnya beban kehidupan’
Tapi..
Tak ada satupun diantara kami berniat untuk meninggalkan
Kepolosaan yang perlahan tumbuh menjadi kedewasaan
Keegoisan yang berbalik menjadi kebijaksanaan
Aral melintang tetap dilalui bersama
Dengan erat menggengam tangan
Bahu saling menopang
Kaki saling berpijak untuk menguatkan
Rayuan impian semakin hari semakin membesar
Memenuhi kepala yang tak lagi hanya berisi kesenangan
Tahapan demi tahapan proses kehidupan
Ditapaki dengan penuh keteguhan
Upaya demi masa depan yang gemilang
Usaha demi tercapainya bintang kejora yang selalu diharapkan
Teruntukmu sahabat perjuangan
Janganlah ragu untuk menempuh jarak yang berjauhan
Janganlah kamu bimbang
Untuk melalui semak kehidupan
Aku akan selalu disini
Jangan pernah ragukan itu
Tak perdulu berapa juta jarak memisahkan
Perduliku tak akan lekang
Satu keyakinan yang selalu digenggam
Tiada jarak yang bisa memutuskan
Persahabatan yang murni ini
Perpisahan demi menapaki perjalanan impian
Tak akan bisa menghapuskan ingatanku akan sosokmu
Puisi Perpisahan Tentang Keluarga
Keluarga merupakan kepingan utama dan paling penting didalam kehidupan kita.
Tanpa adanya keluarga maka kita tidak akan bisa menjalani kehidupan dengan mudah.
Setiap kesusahan tiba menjadi cobaan dalam hidup, tangan paling pertama yang akan memberi derma pertolongan yakni keluarga.
Berikut ini teladan puisi perpisahan dengan keluarga:
1. Puisi Perpisahaan – Perpisahan Oleh Usia
Aku yang dulu tak bisa berbicara sepatah katapun
Jangankan berjalan
Untuk mengangkat kepalaku saja
Aku tidak sanggup
Aku yang hanya sebesar boneka mainan anak-anak
Perlahan mulai tumbuh menjadi kuat
Tentu saja tidak terjadi dengan mudah
Sudah niscaya tidak berubah dalam sekejap mata
Tidak seringan membalikkan telapak tangan
Kedua orang bau tanah yang tanpa mengharap imbalan
Dengan penuh keringat berusaha membesarkan
Anak-anaknya yang terkadang mengukir kecewa
Dari kecil hingga besar
Sedari lemah menjadi kuat
Aku yang dahulu tak bisa membaca tulisan
Kini bisa membaca dunia
Selalu setia di kala sakit menjadi derita
Berada dibarisan terdepan di kala kesuksesan berhasil digapai
Amarah yang tak pernah sedikitpun mengandung benci
Ribuan kekecewaan yang tak pernah bisa berhasil untuk menggantikan tulusnya kasih
Seluruh jalan kehidupan dilewati bersama
Dalam satu bilik rumah yang terbangun penuh cinta
Tempat berlindung paling kondusif dari benteng sekokoh apapun yang ada didunia
Rumah yang selalu dituju untuk pulang
Tanpa perduli sejauh apapun perjalanan
Pintu yang selalu terbuka lebar
Walaupun terkadang kaki ini terlalu jauh melangkah pergi
Maaf yang tiada pernah ada habisnya
Walau berjuta kesalahan telah terukir
Itulah..
Keluarga..
Penyejuk dikala jiwa terasa haus
Penghilang lelah di kala badan terasa tak sanggup lagi menopang kehidupan
Kini dua pilar utama dalam kehidupan
Tak lagi berusia muda
Tak lagi berdiri tegak dengan kaki kokohnya
Puluhan tahun dalam perjuangan
Mengharuskan hingga pada waktunya melepas lelah
Melepas diri dari beratnya pikulan beban kehidupan
Tulang-tulang yang dulu padat terisi
Kini ringkih tergerus beban perjuangan
Sampai hari paling menghancurkan hati harus tiba
Perpisahan oleh usia
Namun..
Tak kasih tulus yang telah diberikan
Tak akan pernah lekang oleh waktu
Pahatan-pahatan perjuangan
Akan tetap terukir degan tegas
Segala butiran kecil usaha yang telah terjadi
Akan selalu menjadi bekal untuk diri ini melangkahkan kaki
2. Puisi Perpisahaan – Terpisahkan Oleh Pendewasaan Diri
Keluarga
Berkat terindah yang diturunkan oleh Sang Maha Pemberi kehidupan
Tak sanggup menentukan siapa anggotanya
Tak bisa untuk dipilih menyerupai apa rupanya
Seperti apa tabiatnya
Apakah mempunyai talenta hebat yang membanggakan
Ataukah hanya sekedar insan biasa yang berlimpah akan kekurangan
Entah seberapa istimewanya keindahan yang dianugerahi
Seberapapun besarnya cela yang dimiliki
Semua harus diterima dengan keikhlasan hati
Melewati perjalanan hidup
Dibawah atap penuh kenyamanan bersama
Hangatnya pelukan
Menutupi dinginnya semilir angin perselisihan
Perdebatan yang tiada arti
Tak bisa mencairkan kentalnya aliran darah yang mengalir didalam raga
Terkadang terasa ingin menjauh
Namun jiwa ini selalu menyadarkan diri
Tidak ada satupun hal yang lebih berharga
Dari hadirnya sebuah keluarga
Hari-hari yang tak sanggup terhitung lagi
Entah berapa jauhnya perjalanan yang bisa terlampaui
Seiring menuanya raga
Menyambut jiwa yang semakin dewasa
Kelokan demi kelokan perjalanan kehidupan
Terkadang menciptakan arah tak beriringan
Langkah kaki yang mempunyai pilihannya tersendiri
Menghadirkan jarak yang memisahkan
Namun hanya satu hal yang pasti
Tak pernah perduli seberapa jauh jarak membentang
Jutaan kerikil kerikil yang menjadi sandungan
Perpisahan yang menjadi proses pendewasaan diri
Tak akan menciptakan jiwa menjadi lupa diri
Kemanapun melangkah
Tetaplah keluarga sebagai rumah
Itulah beberapa dari teladan puisi perpisahan.
Tidak ada perpisahan yang gampang untuk dijalani, lantaran bagaimanapun perpisahan akan selalu membawa kesedihan.
Untuk itulah mari hargai waktu-waktu yang diberikan oleh Tuhan, selagi masih ada kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kita kasihi.